Sekali saja bisa menaklukkan puncak  Everest sudah luar biasa. Namun seorang warga Nepal ini bisa sampai 19  kali mendaki puncak tertinggi di dunia itu.
"Super Sherpa" yang layak menjadi julukan bagi Apa Sherpa karena telah berhasil menaklukkan Puncak Everest untuk ke-19 kalinya kemarin.

Dia memecahkan rekor dunia yang telah dicetaknya tahun lalu. Dia mencapai puncak setinggi 8.850 meter itu melalui rute Southeast Ridge yang ditemukan Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay pada 1953. "Dia mencapai puncak Everest pagi ini dan berada di sana sekira setengah jam," kata Jitendra Giri dari bidang pendakian Gunung Nepal.



"Super Sherpa" yang layak menjadi julukan bagi Apa Sherpa karena telah berhasil menaklukkan Puncak Everest untuk ke-19 kalinya kemarin.
Dia memecahkan rekor dunia yang telah dicetaknya tahun lalu. Dia mencapai puncak setinggi 8.850 meter itu melalui rute Southeast Ridge yang ditemukan Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay pada 1953. "Dia mencapai puncak Everest pagi ini dan berada di sana sekira setengah jam," kata Jitendra Giri dari bidang pendakian Gunung Nepal.
Apa kemudian membentangkan spanduk bertuliskan,  "Stop Climate Change, Let the Himalayas Live!" (Hentikan Perubahan  Iklim, Biarkan Himalaya Hidup!) setelah mencapai puncak. Giri  menambahkan, Apa dalam kondisi baik-baik saja dan sedang dalam  perjalanan kembali ke base camp.
"Kita  sangat senang dan bergembira atas pencapaian yang telah diraih Apa. Itu  akan menjadi sorotan pada isu pemanasan global yang melanda Everest dan  Himalaya," ujarnya. Para aktivis lingkungan mengatakan, gletser-gletser  Himalaya menyusut cepat akibat perubahan iklim sehingga mengancam  jutaan orang yang menggantungkan kebutuhan air mereka pada  gletser-gletser Himalaya.
Lebih dari 3.000 orang telah mendaki  Everest sejak 1953 melalui Nepal maupun Tibet. Dawa mengungkapkan,  dengan dampak perubahan iklim, kini para pendaki mengalami kesulitan  mendaki puncak Everest dari tahun ke tahun. "Salju-salju yang biasa  menutupi dinding gunung semakin melelah," kata dia. Tim ekspedisi Apa  juga mengumpulkan sampah-sampah yang ada di Everest.
"Kita  membawa turun 5 ton sampah gunung, termasuk bekas pecahan helikopter,  tenda yang rusak, kaleng, dan perlengkapan mendaki gunung," tandas Dawa.  Apa pertama kali mencapai puncak Everest tahun 1990. Dia lahir di  distrik Solukhumbhu, lokasi Gunung Everest, tetapi kini tinggal di Salt  Lake City, Utah, Amerika Serikat. Dia berharap bisa menarik perhatian  internasional terhadap efek perubahan iklim di pegunungan Himalaya.
sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/orang-ini-taklukan-mount-everst-19-kali.html
sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/orang-ini-taklukan-mount-everst-19-kali.html
No comments:
Post a Comment